Jumat, 25 Maret 2011

SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK

PRESENTASI KASUS PSIKOTIK
PRESENTASI KASUS
SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK”

Untuk memenuhi sebagian syarat Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa, Jurusan Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman






Diajukan Kepada Yth:
Dr. Hj. Tri Rini BS, Sp. KJ


Disusun oleh:
Radietya Alvarabie
G1A210023





LABORATORIUM ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2011



LEMBAR PENGESAHAN
PRESENTASI KASUS PSIKOTIK
SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK”


Diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior
Di bagian Ilmu Kedokteran Jiwa RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo, Purwokerto

Telah disetujui dan dipresentasikan
Pada tanggal.….Januari 2011

Oleh:
Radietya Alvarabie
G1A210023




Purwokerto, ….Januari 2011
Pembimbing,

Dr. Hj. Tri Rini BS, Sp.KJ
NIP. 140 150 757





PRESENTASI KASUS
  1. Identitas Pasien
Nama : Nn.S
Umur : 26 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Diponegoro 194, RT 3/1, Bumi Ayu
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : S1
Status pernikahan : Belum menikah
Ruang rawat : Sakura VIP 2
No.RM : 156331
  1. Alloanamnesis
Tanggal 8 Januari 2011
Diperoleh dari
I
II
Nama
Alamat

Pendidikan
Pekerjaan
Umur
Hubungan dengan penderita
Lama kenal
Sifat perkenalan
Tn. M. Nanang
Jalan Diponegoro 194, RT 3/1, Bumi Ayu
S1
Wiraswasta
37 tahun
Kakak kandung

±26 tahun
Akrab


Keluhan utama
Nn.S datang ke IGD RSUD banyumas dengan keluhan utama marah-marah.
Keluhan Tambahan
  1. Suka menyanyi sendiri
  2. Suka bicara sendiri yang tidak tentu arahnya
  3. Sulit tidur
  4. Mandi berulang kali dan lama (4-5 kali sehari selama sekitar 1jam)
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan marah-marah sejak dua minggu sebelum masuk RSUD. Banyumas. Pasien awalnya mengikuti ujian masuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk menjadi pegawai Badan Narkotika Nasional (BNN) di Jakarta. Pasien lolos seleksi dan diterima sebagai PNS di BNN. Sejak lulus S1 pasien amat menginginkan pekerjaan yang berhubungan dengan keilmuan S1-nya, sehingga pasien amat senang ketika diterima sebagai PNS di BNN. Namun, di lingkungan kerjanya pasien merasa dikucilkan. Pasien sering diejek sebagai alumni perguruan tinggi yang tidak berstandar dan pihak rektoratnya terlibat korupsi. Akibat perlakuan tersebut pasien merasa sakit hati dan tertekan.
Selama dua minggu terakhir pasien mengaku merasa curiga terhadap orang-orang asing yang ditemuinya. Pasien khawatir akan diejek dan dikucilkan. Pasien mengaku mendengar ejekan dan hinaan dari teman-teman kerjanya, namun menurut pengakuan keluarganya itu hanya persepsi pasien saja. Sewaktu kecil pasien mengaku pernah terjatuh dari ketinggian sekitar 3 meter, namun hal ini diragukan keluarganya. Pada tahun 2007, setahun setelah pasien menamatkan S1 nya, pasien merasa frustasi karena tidak mendapat pekerjaan yang sesuai keilmuanya. Karena permasalahan ini pasien dibawa ke RSUD. Banyumas pada tahun 2007, dengan gejala sama seperti sekarang. Pasien sering terlihat menyanyi sendiri, bicara sendiri, mengajak orang lain bicara tidak tentu arah, jalan-jalan tidak tentu arah, sering melamun, tertawa, dan menangis bila diajak bicara terkait pekerjaanya. Sehingga pasien pada tahun 2007 itu sempat menjalani perawatan di RSUD. Banyumas.
Sekitar dua minggu sebelum masuk rumah sakit pasien sering bicara tidak tentu arah, sering marah-marah tanpa sebab, suka tertawa sendiri, suka mandi berkali-kali dengan lama waktu mandi mencapai sekitar 1 jam, sering menyanyi sendiri, dan sulit tidur. Apabila ditanya sesuatu pasien selalu mengarahkan akan kebencianya pada koruptor dan kesedihanya karena diejek perguruan tingginya tidak terakreditasi dan rektoratnya korupsi. Pasien juga sering tidak betah di rumah sehingga timbul rasa ingin kabur dari rumah. Pasien mengalami sulit tidur, namun nafsu makan tetap baik.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah mengalami gejala serupa sebelumnya
  1. Psikiatri
Pasien sebelumnya pernah dirawat di Bangsal Sakura RSUD. Banyumas, dengan gejala yang sama, pada tahun 2007. Faktor pencetusnya adalah stress akibat memikirkan pekerjaanya yang tidak sesuai dengan keilmuanya.
  1. Medis umum
Pasien belum pernah menderita penyakit yang menyebabkan pasien dirawat dirumah sakit. Riwayat kejang demam tinggi, trauma, sakit kepala pagi hari disertai muntah disangkal.
  1. Penggunaan obat-obat dan alkohol
Pasien tidak memiliki riwayat mengkonsumsi obat-obatan maupun alkohol.
Hal-hal yang mendahului sakit :
  • Faktor organis
Penyakit pasien tidak didahului oleh sakit yang menyebabkan pasien dirawat di Rumah Sakit. Pasien tidak mengalami kejang, demam tinggi, maupun benturan.
  • Faktor psikologis
Pasien berhasil diterima bekerja di bidang yang amat ia inginkan. Namun, pasien sakit hati karena diejek oleh teman kerjanya bahwa perguruan tingginya tidak terakreditasi dan rektoratnya korupsi. Pasien juga mengakui amat benci kepada koruptor, dan mengatakan bahwa ia seperti ini karena ulah para koruptor.
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien baik dari pihak ayah maupun pihak ibu tidak ada yang mengalami gangguan jiwa dan keluhan yang sama seperti yang dialami oleh pasien. Namun, Kakak keempat pasien pernah mengalami gangguan yang sama seperti pasien.
Silsilah Keluarga








Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Penderita Penyakit yang sama
: Meninggal Dunia

Riwayat Kelahiran
-Pasien lahir normal. Ditangani oleh bidan. Usia kehamilan sembilan bulan. Saat itu Ibu pasien dalam keadaan sehat.
Latar Belakang Perkembangan Mental
-Perkembangan mental pasien sejak kecil baik dan tidak pernah mengalami gangguan.
Perkembangan Awal
-Kesehatan secara umum baik, pasien tidak pernah dirawat di Rumah Sakit karena menderita suatu penyakit.
Riwayat Pendidikan
-Pasien masuk SD umur 6 tahun. Pasien tidak pernah tinggal kelas. Pasien berhasil meraih gelar sarjana pada tahun 2006.
Riwayat Pekerjaan
-Sejak lulus S1, pasien mencari pekerjaan yang berhubungan dengan keilmuanya namun tidak berhasil. Akhirnya pasien membuka usaha counter telepon seluler pada tahun 2007 hingga kini. Tahun 2010 ini pasien diterima bekerja sebagai PNS di BNN Jakarta. Namun dikarenakan penyakitnya pasien belum bisa masuk kerja hingga kini.
Riwayat perkembangan seksual
-Riwayat perkembangan seksual pasien secara umum baik. Pasien tertarik dengan lawan jenis.
Sikap dan Kegiatan Moral Spiritual
-Pasien beragama Islam. Sebelum sakit pasien selalu mengerjakan shalat 5 waktu dan rajin beribadah. Semenjak sakit pasien tidak melakukan shalat 5 waktu.
Riwayat Perkawinan
-Pasien belum menikah
Riwayat Kehidupan Emosional
-Sebelum sakit pasien adalah orang yang berkepribadian introvert dan pendiam.
Hubungan sosial dalam keluarga dan teman
-Hubungan pasien dengan keluarga cukup baik akan tetapi dengan teman-teman dan lingkunganya kurang akrab. Pasien terbuka terhadap kakaknya tetapi tertutup terhadap keluarga yang lainnya.
Keadaan Ekonomi
-Keadaan ekonomi keluarga menengah ke bawah.
Kesan : alloanamnesis dapat dipercaya
  1. Kesimpulan Alloanamnesis
  1. Seorang perempuan berusia 26 tahun, beragama Islam, suku Jawa, pendidikan terakhir S1. Pasien dibawa ke RSUD. Banyumas karena sering marah-marah. Suka menyanyi sendiri, suka bicara sendiri yang tidak tentu arahnya, sulit tidur, mandi berulang kali dan lama (4-5 kali sehari selama sekitar 1jam).
  2. Sebelumnya pernah dirawat di RSUD. Banyumas dengan keluhan yang sama
  3. Stressor psikososial karena tertekan dan merasa dikucilkan dengan perilaku teman-temannya yang ia anggap meremehkan perguruan tinggi tempatnya belajar dan merendahkan kemampuanya.
  1. Pemeriksaan psikiatri
  1. Kesan umum : Tampak sakit jiwa
  2. Sikap : Gelisah
  3. Tingkah laku : Hiperaktif
  4. Kesadaran : Composmentis
  5. Orientasi
  1. Waktu : Baik
  2. Orang : Baik
  3. Tempat : Baik
  4. Situasi : Buruk
  1. Proses pikir
  1. Bentuk pikir : Non realistis
  2. Isi pikir : Waham kejar, miskin isi pikir
  3. Progresi pikir : Logorhe, irrelevansi, inkoherensi
  1. Roman muka : Banyak mimik
  2. Afek : Disforik, in appropriate, eufori, irritable
  3. Persepsi : Halusinasi dengar
  4. Hubungan jiwa : Mudah ditarik, sukar dicantum
  5. Insight : Kurang
  1. Sindrom-Sindrom
  1. Sindrom Psikotik
  1. Non realistis
  2. Waham kejar, miskin isi pikir
  3. Halusinasi dengar
  4. Inkoherensi
  1. Afek Manik
  1. Eufori
  2. Hiperaktif
  3. Logorhe
  1. Diagnosis Klinis
Axis I : Skizoafektif tipe manik
Axis II : Kepribadian introvert
Axis III : Tidak ada kelainan organik
Axis IV : Masalah di lingkungan pekerjaan yang mengucilkan dirinya dengan menganggap remeh perguruan tinggi tempatnya berasal serta kemampuan dirinya.
Axis V : GAF 50-41

VII. Diagnosis Banding
  1. Psikotik akut
  2. Skizofrenia Paranoid

VIII. Rencana Terapi
  1. Terapi organobiologik
  1. Farmakologis:
Alprazolam 3 x 0,25-0,5 mg/hari
Risperidon 2 mg 2 kali sehari
Trihexyphenidil 2 mg 2 kali sehari
  1. ECT
  1. Psikoterapi supportif
  1. Selain itu juga diberikan psikoterapi suportif dan terapi keluarga berupa edukasi kepada keluarga untuk lebih memaklumi kondisi pasien sehingga tidak terlalu memberikan beban pikiran terhadap pasien, berlaku baik dan tidak kasar ataupun keras.
  2. Tiap anggota keluarga harus menunjukkan kasih sayang mereka kepada pasien agar pasien tidak merasa sendiri dan dikucilkan
  1. Sosioterapi
Manipulasi lingkungan sosial pasien dengan cara keluarga membantu memberi penjelasan kepada orang-orang di lingkungan pasien untuk tidak menganggap pasien sebagai orang sakit jiwa. Memberi penjelasan kepada tetangga untuk tidak memberi tekanan atau hal-hal yang dapat mencetuskan kekambuhanya. Hal ini diharapkan untuk membantu kesembuhan pasien.

IX. Prognosis
PREMORBID
PROGNOSIS
Riwayat Penyakit Keluarga
Ada
Buruk
Pola Asuh Keluarga
Demokratis
Baik
Kepribadian Premorbid
Tertutup
Buruk
Stressor Psikososial
Ada
Buruk
Sosial Ekonomi
Kurang
Buruk
Riwayat Penyakit yang sama
Ada
Buruk


MORBID
Prognosis
Onset usia dewasa muda
Ya
Baik
Jenis Penyakit
Skizoafektif tipe manik
Buruk
Perjalanan Penyakit
Kronis
Buruk
Kelainan Organik
Tidak ada
Baik
Respon Terapi
Belum dapat ditemukan
Dubia

Kesimpulan: Dubia ad Malam




Tidak ada komentar:

Posting Komentar